Jakarta-Merakcyber.com,-Beredar vidio viral di sosmed, di duga depresi seorang wanita hendak membuang bayinya di perlintasan rel stasiun pasar minggu jakarta selatan.
Belum di ketahui secara pasti apa motif wanita tersebut nekat ingin membuang bayinya, beruntung petugas stasiun sigap menyelamatkan bayi tersebut, terlihat di vidio yang beredar tampak salah satu petugas mencoba menenangkan wanita yang di duga depresi dan petugas lainnya menggendong bayi si ibu tersebut.
Dari berita yang beredar wanita tersebut mengalami Baby blues syndrom.
Kapolsek Pasar Minggu Kompol David Pratama Purba mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada Sabtu malam, (02/09/ 2023) ia menyebut bahwa kejadian tersebut bukanlah sebuah keinginan membuang bayi lantaran dugaan percobaan bunuh diri, karena si ibu diduga sedang alami depresi.
Baby blues syndrome adalah kondisi yang dialami oleh sebagian besar ibu yang baru melahirkan. Mengingat ibu yang baru melahirkan cenderung memiliki waktu tidur yang berantakan, kurang tidur, dan kurangnya waktu untuk diri sendiri, tidak mengherankan jika banyak ibu baru mengalami depresi ringan dan perubahan suasana hati.
Usai melahirkan, kadar hormon akan turun, yang akan memengaruhi suasana hati. Bayi yang baru lahir mungkin juga bangun setiap saat, jadi ibu tidak cukup tidur. Belum lagi sebagian besar ibu akan merasa khawatir tentang merawat bayi, dan itu membuat ibu merasa stres yang belum pernah ditangani sebelumnya.
Lalu, seperti apa ciri-ciri baby blues syndrome, penyebab, dan cara mengatasinya?
Di kutip oleh mitrakeluarga.com
Kenali Ciri-ciri Baby Blues Syndrome Beserta Cara Mengatasinya
Kenali Ciri-ciri Baby Blues Syndrome Beserta Cara Mengatasinya
Baby blues syndrome adalah kondisi yang dialami oleh sebagian besar ibu yang baru melahirkan. Mengingat ibu yang baru melahirkan cenderung memiliki waktu tidur yang berantakan, kurang tidur, dan kurangnya waktu untuk diri sendiri, tidak mengherankan jika banyak ibu baru mengalami depresi ringan dan perubahan suasana hati.
Usai melahirkan, kadar hormon akan turun, yang akan memengaruhi suasana hati. Bayi yang baru lahir mungkin juga bangun setiap saat, jadi ibu tidak cukup tidur. Belum lagi sebagian besar ibu akan merasa khawatir tentang merawat bayi, dan itu membuat ibu merasa stres yang belum pernah ditangani sebelumnya.
Lalu, seperti apa ciri-ciri baby blues syndrome, penyebab, dan cara mengatasinya?
Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan. Kondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan.
Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga 2 minggu. Baby blues dialami oleh 4 dari 5 orang tua baru atau sekitar 80 persen. Kondisi ini dapat dialami oleh orang tua baru, sudah berapa kalipun ia melahirkan, dari segala usia, pendapatan, budaya atau tingkat pendidikan.
Baby blues dapat hilang dengan sendirinya, tanpa perawatan khusus, intervensi atau pengobatan. Namun, apabila gejala tidak hilang setelah beberapa minggu atau malah terasa memburuk, ibu mungkin menderita depresi pascamelahirkan (postpartum depression).
Pasalnya, sekitar 10% wanita mengalami postpartum depression. Tidak seperti baby blues, depresi pascamelahirkan adalah masalah yang lebih serius dan tidak boleh diabaikan.
Ciri-ciri baby blues syndrome yang utama adalah perubahan suasana hati dengan cepat dari senang menjadi sedih. Sebagai contoh, Anda dapat merasa senang dan bangga dengan pekerjaan yang dilakukan sebagai ibu baru. Berikutnya, Anda menangis karena merasa kesulitan dan tidak mampu mengerjakan tugas sebagai ibu baru.
Selain itu, beberapa gejala baby blues syndrome mungkin termasuk:
Kelelahan sehingga membuat ibu tidak mampu mengurus diri sendiri.
Merasa mudah tersinggung, mudah marah, dan cemas.
Kesedihan, kemurungan, kecemasan.
Menangis.
Kehilangan selera makan.
Sulit tidur.
Merasa kewalahan dengan tugas bayi.
Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.
Gejala ini biasanya mulai membaik pada hari ke-10. Namun, jika Anda merasa gejalanya tidak kunjung membaik atau malah semakin parah, sebaiknya meminta bantuan lebih lanjut karena bisa jadi ibu mengalami postpartum depression.
Pada awalnya, postpartum depression dapat terlihat seperti baby blues karena memiliki banyak gejala yang sama, termasuk perubahan suasana hati, mudah menangis, kesedihan, insomnia, dan lekas marah.
Perbedaannya depresi pascamelahirkan, gejalanya lebih parah seperti merasa putus asa, merasa tidak berharga, merasa tidak memiliki ikatan dengan bayi Anda, hingga muncul pikiran untuk bunuh diri atau ketidakmampuan untuk merawat bayi yang baru lahir.
Penyebab baby blues
Apa yang menjadi penyebab banyak ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues syndrome hampir tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang diyakini menjadi penyebab ibu mengalami depresi ringan pascamelahirkan, yaitu:
Perubahan hormon
Tubuh wanita yang baru melahirkan, baik secara normal maupun caesar, akan mengalami banyak penyesuaian.
Perubahan kadar hormon selama kehamilan dan sesaat setelah melahirkan adalah salah satu penjelasan mengapa beberapa wanita mengalami baby blues.
Stress ketika merawat bayi baru lahir
Stres dalam menyesuaikan diri menjadi ibu dan merawat bayi baru lahir juga menjelaskan mengapa wanita mungkin merasa lebih sedih atau cemas selama masa ini.
Memiliki bayi adalah perubahan hidup yang signifikan dan dapat menyebabkan berbagai emosi seperti khawatir, takut, dan ragu dalam kemampuannya untuk memenuhi tuntutan peran baru ini.
Hal ini sangatlah wajar sehingga sebaiknya wanita pascamelahirkan perlu diingatkan bahwa perasaan ini normal dan mendapatkan dukungan selama masa transisi.
Kurang tidur
Kurang tidur selama periode postpartum juga diyakini terkait dengan mengapa beberapa wanita mengalami baby blues.
Studi telah menemukan bahwa wanita pascamelahirkan yang kurang tidur lebih cenderung merasa tertekan. Kurang tidur selama trimester ketiga kehamilan juga terkait dengan kemungkinan lebih tinggi mengembangkan baby blues setelah lahir.
Oleh karena itu, istirahat yang cukup selama kehamilan dan setelah melahirkan penting untuk membantu mencegah dan mengatasi baby blues.
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan baby blues
Faktor risiko tertentu dikaitkan dengan reaksi yang lebih intens terhadap baby blues. Adapun sejumlah faktor risiko baby blues meliputi:
Mengalami kehamilan yang tidak diinginkan,Rendah diri,
Tidak memiliki pasangan
Merasa kecewa atau tidak puas dengan pasangannya,Takut melahirkan
Melahirkan secara caesar, mengalami persalinan berisiko, atau komplikasi pascapersalinan
Mengalami kecemasan dan stres saat lahir
Melahirkan bayi pertama
Riwayat depresi atau kecemasan
Kurangnya dukungan sosial
Kekurangan vitamin dan mineral tertentu
Masalah tidur.
Usia ibu yang lebih muda
Cara mengobati baby blues
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, baby blues biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu setelah melahirkan. Namun, jika dibiarkan begitu saja, beberapa wanita mungkin menemukan bahwa gejala mereka memburuk sehingga berkembang menjadi postpartum depression.
Selama mengalami baby blues syndrome, sebaiknya melakukan hal-hal berikut untuk mengatasi gejala dan mengobatinya:
Tidur cukup.
Istirahatlah saat bayi sedang tidur siang.
Makanlah makanan yang baik dan dapat meningkatkan mood.
Jalan-jalan untuk menghirup udara segar dan sinar matahari
Sempatkan untuk melakukan olahraga
Terima bantuan ketika orang lain menawarkannya.
Santailah, Jangan khawatir tentang tugas Anda tetapi fokus saja pada diri sendiri dan bayi.
Anda mungkin tidak ingin memberitahu siapapun bahwa Anda merasa tertekan setelah melahirkan bayi. Tetapi perawatan dapat membantu Anda merasa seperti diri sendiri lagi, jadi penting untuk segera mencari bantuan terutama jika gejala baby blues tidak kunjung membaik atau malah semakin parah.
sebaiknya melakukan konsultasi dengan psikiater agar mendapatkan pertolongan. Psikiater akan melakukan berbagai upaya penanganan untuk menyembuhkan depresi pascamelahirkan Segera lakukan konsultasi dengan psikiater
Red/(Ab)
Posting Komentar